Pemakaian Bahan Kimia dalam
Makanan
Pemakaian bahan kimia
dalam makanan sudah biasa dilakukan di zaman sekarang. Bahan kimia tersebut
memiliki banyak fungsi. Ada yang berfungsi sebagai pengawet karena bahan
makanan tersebut harus bisa disimpan dalam waktu lebih dari sebulan. Ada bahan
kimia yang berfungsi sebagai penguat cita rasa. Ada bahan kimia yang fungsinya
sebagai pembentuk tekstur, penambah kekenyalan atau untuk membentuk emulsi.
Hampir semua jenis makanan
dan olahan makanan yang diproduksi produsen atau industri baik itu industri
skala besar maupun skala kecil menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatan
produknya. Penambahan bahan kimia tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan
hasil olahan dan produk yang optimal. Sebagai produsen yang bertanggungjawab
maka pemilihan bahan kimia untuk produk olahannya juga harus mempertimbangkan
pengaruhnya bagi kesehatan.
Produsen yang bertanggungjawab pasti menghindari
pemakaian bahan kimia yang menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Borax,
potassium adalah bahan kimia yang berbahaya dan harus dihindari sebagai bahan
aditif. Jika membutuhkan zat kimia tambahan maka harus mematuhi aturan dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Zat kimia yang dianggap aman untuk pelengkap
adonan dan proses pematangan masakan adalah STTP, termasuk di antaranya STTP untuk kerupuk.
Pemakaian STTP untuk
Kerupuk
STTP adalah bahan kimia yang terbentuk dari
anion-anion phospat dalam Sodium Triphospat sebagai hasil reaksi dari disodium
fosfat dan monosodium fosfat. STTP diperjualbelikan dalam kemasan gram-graman
atau dalam kemasan besar 20-25 kilogram. STTP atau nama panjangnya adalahSodium
Tripoly Phospate memang biasa ditambahkan ke dalam produk industri.
Ditinjau dari fungsinya STTP terbagi menjadi dua
yaitu STTP technical grade dan STTP Food grade. STTP Technical Grade dalam
industri sabun dan pembersih keramik, detergen, pengkilat produk besi. STTP
Food grade digunakan khusus untuk industri makanan. STTP Food grade ini biasa
digunakan untuk bahan pengenyal bakso dan mie, bahan penjaga kesegaran ikan,
udang dan cumi selama proses pendistribusian, bahan pengenyal dan penjaga struktur
nugget. Serta untuk industri kerupuk.
Pada pemakaiannya STTP harus digunakan dalam
takaran aman. Menurut ahli nutrisi dan kimiawan di bawah penelitian
laboratorium kadar Sodium triployphospat (STTP) yang dianjurkan dalam adonan
adalah dalam konsentrasi maksimum 0.4 persen. Bahkan untuk proses pengenyalan
bakso penambahan sodium tripoliphospat dengan konsentrasi 0,1 hingga 0.2 persen
sudah cukup baik untuk membuat bakso lebih kenyal. Perlu diingat bahwa
penambahan STTP melebihi kadar yang ditentukan secara ilmiah bisa menyebabkan
adonan terasa getar dan agak pahit serta munculnya kemungkinan menyebabkan
keracunan.
Pada industri kerupuk, STTP dicampurkan ke dalam
adonan setengah jadi untuk membantu menjaga struktur kerupuk tidak mudah rapuh
sewaktu digoreng. Penambahan STTP juga membantu membuat permukaan keripik
setengah jadi lebih kilat dan menarik. Jika tidak ditambahkan STTP kerupuk
setengah jadi atau kerupuk mentah sangat rapuh. Hal ini tentu bisa mengurangi
keuntungan pedagang sebab menyebabkan tingkat kerusakan produk lebih tinggi.
Menjual kerupuk rapuh dalam kondisi mentah juga
rawan kerusakan sebab strukturnya yang tidak kokoh dan mudah remuk. Andai
dijual dalam bentuk matang ada kemungkinan krupuk rusak sebelum masak sempurna.
Maka solusi terbaik adalah dengan menambahkan STTP untuk kerupuk sehingga
struktur kerupuk lebih kokoh tanpa mengurangi cita rasa. Krupuk atau keripik
pun bisa tetap kriuk, bentuknya tetap terjaga dan penampilannya lebih menarik
karena tampak mengkilat.